Kamis, 22 April 2010

Berkenalan dengan pengaruh Cinta


Siap jatuh cinta berarti siap patah hati. Kata bijak yang sering kudengar dan aku pun mengiyakan pernyataan itu. Siap memberi hati diisi harus siap juga suatu saat ditinggalkan. Jatuh cinta berjuta rasanya, begitu penggal sebait lagu. Hal inipun benar. Saat merasa jatuh cinta wajah ini selalu tapak sumringah, hati ini selalu terasa plong, jantung ini berdebar-debar menantikan pertemuan dengan dia yang dicinta. Entah dia yang dicinta merasakan hal yang sama atau tidak. Sedikit teguran, atau perhatian darinya akan mampu mengalihkan perhatian dari seratus orang sekitar. Mulut ini serasa tak jemu-jemu ingin bercerita tentang sebuah rasa yang dialami. Fikir ini tak bosan-bosannya memikirkan dan mengingat dia sang pemanah cinta. Mata ini tak kunjung terlelap karena hanyut dibuai bayangan sang pujaan hati.
Siap berarti tidak ada kekurangan, siap berarti tidak lagi melihat ke belakang dan berkata tunggu dulu. Siap berarti tidak peduli sekitar terus maju menuju hal yang dituju. Siap menantikan respon yang dicinta entah itu respon yang dinginkan atau yang tidak diharapkan.
Perjalanan cinta manusia tidak lagi terhitung jumlahnya. Banyak cinta yang berakhir manis namun tidak sedikit yang diselesaikan dengan pahit. Siapapun itu, suku apapun, orang manapun pasti memimpikan cinta yang diakhiri dengan indah. Bayangan cinta seperti negeri dogeng membuat orang lebih siap jatuh cinta daripada patah hati. Jatuh cinta tidak membuat dia berfikir lama, jatuh cinta tidak membuat seseorang menjadi lebih buruk, jatuh cinta menjadi saat-saat menyenangkan yang sering tak dapat dilukiskan rasanya. Dan akhirnya hanyut terlalu jauh dalam buaian cinta dan tidak siap untuk bangkit ke alam di luar impiannya.
Ketika seseorang tidak siap patah hati sesungguhnya dia juga belum siap untuk jatuh cinta. Rasa cinta yang dimiliki hanya menuntun kita memasuki tujuan-tujuan yang dikehendaki, padahal seharusnya rasa itu harus menuntun kita ke hal yang harus kita alami. Mencintai tidak pernah salah karena hak manusia untuk mencinta, namun memiliki dia yang dicinta bukanlah kita yang menjadi penentunya. Banyak perjalanan yang harus ditempuh untuk mengetahui apakah dia milik kita selamanya atau tidak. Jatuh cinta yang sedih adalah ketika rasa hanya tinggal dihati seorang. Saat rasa yang sama tidak dimiliki oleh dia yang dicinta. Hal ini menjadikan cinta bertepuk sebelah tangan. Usaha yang gigih, pengorbanan yang tanpa letih, akan meninggalkan hati yang perih saat menyadari kenyataan tersebut. Namun jatuh cinta yang lebih menyedihkan adalah saat subjek (se pencinta) dan objek (yang dicinta) saling memiliki rasa namun tidak dapat bersama. Lalu bagaimana dengan kisah cinta anda? Seperti apapun semoga kisah cinta tidak hanya dijalani (jika terus langgeng) dan dilewatkan (jika harus terpisah), berlalu begitu saja. Petiklah pelajaran berharga dari pengalaman2 yang pernah anda alami. ;-)...

1 komentar:

  1. Hehhehe... ganti nama, syukuran dong

    makan makan wkwkkkk... (^^,)

    "Petiklah pelajaran berharga dari pengalaman2 yang pernah anda alam"

    Siap tuan puteri hehhehe...

    Cool...!

    BalasHapus